Ribuan warga banjiri HAUL almarhum Gus Dur, Sabtu (26/12/15), Ciganjur-Jakarta Selatan
Agenda yang bertemakan ‘’Merawat Tradisi Merajut Hati’’ ini, dihadiri tokoh-tokoh agama baik dari dalam negeri atau pun dari luar negeri, dihadiri juga beberapa aparat pemerintah, baik dari tingkat daerah, provinsi, atau tingkat negara, serta dihadiri oleh seniman-seniman indonesia.
Agenda yang bertemakan ‘’Merawat Tradisi Merajut Hati’’ ini, dihadiri tokoh-tokoh agama baik dari dalam negeri atau pun dari luar negeri, dihadiri juga beberapa aparat pemerintah, baik dari tingkat daerah, provinsi, atau tingkat negara, serta dihadiri oleh seniman-seniman indonesia.
Ketua panitia, yang juga menyambut atas nama keluarga mengatakan
bahwa, ‘’Acara haul ini bukan hanya semata untuk mengenang Gus Dur kemudian
sudah tanpa kelanjutannya, kalau hanya seperti itu kami keluarga cukup membuka
album-album foto dan sudah cukup untuk mengenang, namun lebih dari itu,
perhelatan ini adalah bagaimana kita semua kembali untuk meneladani sosok
Almarhum, sosok yang sangat hebat, untuk berintrospeksi kita semua dalam
membawa negara indonesia yang lebih baik denga- salahsatunya- meneladani Gus
Dur.
Beberapa tokoh pemerintah yang hadir diantaranya, Lukman Hakim
Syaifuddin (Mentri Agama), Basuki Tjahaja Purnama (Gubernur DKI), dan
aparat-aparat pemerintah lainnya.
Dalam sambutannya, Lukman Hakim mengapresiasi tiga pokok utama apa
yang beliau acungi jempol terhadap Gus Dur semasa hidupnya, yaitu yang pertama,
bahwa Gus Dur adalah sosok yang telah membawa nama baik dan menjunjung tinggi
martabat pesantren. Kedua, Almarhum – Gus Dur – adalah orang yang berhasil dan
menuntaskan mengenai kohesi dan peran penting islam terhadap ideologi negara,
dan ketiga, bahwa Gus Dur adalah tokoh yang banyak menginspirasi dalam
mewujudkan sikap toleransi dan menghormati keragaman – apa pun itu – di negeri
ini.
Sedangkan tokoh-tokoh ulama yang hadir dalam perhelatan tersebut
adalah dinantaranya, Habib Luthfi bin Yahya, KH Maruf Amin, KH Said Aqil Siraj,
Prof Nazaruddin Umar, dan ulama-ulama lainnya.
Dalam salah satu sambutan, Kang Said (Ketum PBNU), panggilan akrab
KH Said Aqil Siraj, menceritakan beberapa keistimewaan seorang Gus Dur, ‘’Suatu
hari Gus Dur didatangi seseorang yang mengadu akan kondisi kehidupannya yang
begitu malang, bahwa, dirinya memiliki masalah yang sangat besar dan sangat
membuat kehidupannya tidak nyaman. Setelah mendengar keluhan seseorang
tersebut, Almarhum hanya menjawab dengan pertanyaan, masalahnya bisa
diselesaikan tidak???, seorang tersebut menjawab, kayanya sih bisa. Maka Gus
Dur kembali menjawab, kalau begitu tidak usah dipikirin’’. Tutur Kang Said.
Tak jauh berbeda dengan sambutan-sambuatan yang disebutkan di atas,
KH Maruf Amin (Ketua Umum MUI Pusat), Ahok (Gubernur DKI), dan juga seliran
nyanyian dari seniman-seniman, semuanya mengingatkan kepada warga indonesia –
khususnya pemerintah – untuk kembali meneladani sosok Gus Dur dalam
bersama-sama membangun negeri yang rukun.
Acara yang berjalan selama kurang lebih enam jam ini, berlangsung
dengan khidmat dan penuh keharmonisan dari macam-macam latar belakang tamu
undangan yang hadir untuk mengenang dan kembali meneladani sosok Gus Dur ini.
Yang menjadi nilai tinggi dalam perhelatan tahunan ini bahwa, Gus
Dur adalah Guru Bangsa yang harus kita hormati, bukan hanya dihormati ketika
semasa hidupnya, namun bagaimana kita bisa menghormati dengan meneladani sikap
dan tindakan Almarhum, bagaimana beliau memposisikan seluruh elemen masyarakat,
dan bagaimana beliau berjuang untuk bangsa ini semasa hidupnya, serta bagaimana
Gus Dur dalam menghadapi masalah apa pun di dunia ini, yang tidak asing lagi
dengan ungkapan enteng ‘’Gitu Aja Kok Repot’’, namun di dalamnya menyimpan makna
sangat dalam, yaitu dengan tetap mencari solusi yang tepat. Dan karena pada
dasarnya bahwa manusia adalah minallah (dari Allah), ilallah (kepada
Allah), dan ma’allah (bersama Allah). (Eep/BEM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar