Blogger Widgets PRIVAT BAHASA ARAB BACA KITAB KUNING JAKARTA: Ribuan Warga Banjiri 6 Tahun Wafatnya Gus Dur
Tingkatkan totalitas menghamba dengan memaksimalkan peran Al-Qur'an dan Al-Hadits, serta peran akal dalam menggapai apa pun yang ingin kita capai dalam dunia atau pun akhirat

Minggu, 27 Desember 2015

Ribuan Warga Banjiri 6 Tahun Wafatnya Gus Dur

Ribuan warga banjiri HAUL almarhum Gus Dur, Sabtu (26/12/15), Ciganjur-Jakarta Selatan
Agenda yang bertemakan ‘’Merawat Tradisi Merajut Hati’’  ini, dihadiri tokoh-tokoh agama baik dari dalam negeri atau pun dari luar negeri,  dihadiri juga beberapa aparat pemerintah, baik dari tingkat daerah, provinsi, atau tingkat negara, serta dihadiri oleh seniman-seniman indonesia.
Ketua panitia, yang juga menyambut atas nama keluarga mengatakan bahwa, ‘’Acara haul ini bukan hanya semata untuk mengenang Gus Dur kemudian sudah tanpa kelanjutannya, kalau hanya seperti itu kami keluarga cukup membuka album-album foto dan sudah cukup untuk mengenang, namun lebih dari itu, perhelatan ini adalah bagaimana kita semua kembali untuk meneladani sosok Almarhum, sosok yang sangat hebat, untuk berintrospeksi kita semua dalam membawa negara indonesia yang lebih baik denga- salahsatunya- meneladani Gus Dur.
Beberapa tokoh pemerintah yang hadir diantaranya, Lukman Hakim Syaifuddin (Mentri Agama), Basuki Tjahaja Purnama (Gubernur DKI), dan aparat-aparat pemerintah lainnya.
Dalam sambutannya, Lukman Hakim mengapresiasi tiga pokok utama apa yang beliau acungi jempol terhadap Gus Dur semasa hidupnya, yaitu yang pertama, bahwa Gus Dur adalah sosok yang telah membawa nama baik dan menjunjung tinggi martabat pesantren. Kedua, Almarhum – Gus Dur – adalah orang yang berhasil dan menuntaskan mengenai kohesi dan peran penting islam terhadap ideologi negara, dan ketiga, bahwa Gus Dur adalah tokoh yang banyak menginspirasi dalam mewujudkan sikap toleransi dan menghormati keragaman – apa pun itu – di negeri ini.
Sedangkan tokoh-tokoh ulama yang hadir dalam perhelatan tersebut adalah dinantaranya, Habib Luthfi bin Yahya, KH Maruf Amin, KH Said Aqil Siraj, Prof Nazaruddin Umar, dan ulama-ulama lainnya.
Dalam salah satu sambutan, Kang Said (Ketum PBNU), panggilan akrab KH Said Aqil Siraj, menceritakan beberapa keistimewaan seorang Gus Dur, ‘’Suatu hari Gus Dur didatangi seseorang yang mengadu akan kondisi kehidupannya yang begitu malang, bahwa, dirinya memiliki masalah yang sangat besar dan sangat membuat kehidupannya tidak nyaman. Setelah mendengar keluhan seseorang tersebut, Almarhum hanya menjawab dengan pertanyaan, masalahnya bisa diselesaikan tidak???, seorang tersebut menjawab, kayanya sih bisa. Maka Gus Dur kembali menjawab, kalau begitu tidak usah dipikirin’’. Tutur Kang Said.
Tak jauh berbeda dengan sambutan-sambuatan yang disebutkan di atas, KH Maruf Amin (Ketua Umum MUI Pusat), Ahok (Gubernur DKI), dan juga seliran nyanyian dari seniman-seniman, semuanya mengingatkan kepada warga indonesia – khususnya pemerintah – untuk kembali meneladani sosok Gus Dur dalam bersama-sama membangun negeri yang rukun.
Acara yang berjalan selama kurang lebih enam jam ini, berlangsung dengan khidmat dan penuh keharmonisan dari macam-macam latar belakang tamu undangan yang hadir untuk mengenang dan kembali meneladani sosok Gus Dur ini.
Yang menjadi nilai tinggi dalam perhelatan tahunan ini bahwa, Gus Dur adalah Guru Bangsa yang harus kita hormati, bukan hanya dihormati ketika semasa hidupnya, namun bagaimana kita bisa menghormati dengan meneladani sikap dan tindakan Almarhum, bagaimana beliau memposisikan seluruh elemen masyarakat, dan bagaimana beliau berjuang untuk bangsa ini semasa hidupnya, serta bagaimana Gus Dur dalam menghadapi masalah apa pun di dunia ini, yang tidak asing lagi dengan ungkapan enteng ‘’Gitu Aja Kok Repot’’, namun di dalamnya menyimpan makna sangat dalam, yaitu dengan tetap mencari solusi yang tepat. Dan karena pada dasarnya bahwa manusia adalah minallah (dari Allah), ilallah (kepada Allah), dan ma’allah (bersama Allah). (Eep/BEM)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar