Blogger Widgets PRIVAT BAHASA ARAB BACA KITAB KUNING JAKARTA: Berani Hidup Berteman Masalah
Tingkatkan totalitas menghamba dengan memaksimalkan peran Al-Qur'an dan Al-Hadits, serta peran akal dalam menggapai apa pun yang ingin kita capai dalam dunia atau pun akhirat

Minggu, 20 Desember 2015

Berani Hidup Berteman Masalah

Setiap orang memiliki kepelikkan dan gejolak dalam hatinya masing-masing. Terkadang kita begitu bersemangat untuk melakukan sesuatu, tetapi di lain waktu kita sangat berat untuk melakukan suatu hal, walau hanya untuk bergerak sekalipun. Hal ini merupakan kewajaran yang setiap manusia pasti memilikinya.
            Berangkat dari salah satu hobi saya, yaitu mencari motivasi-motivasi kehidupan untuk terus menumbuhkan kesemangatan hidup itu sendiri, atau minimal eksistensinya (motivasi-motivasi kehidupan) mampu menjaga stabilitas keoptimisan dalam meraih kesuksesan, maka, tulisan ini ingin diterbitkan di blog yaitu dari pembacaan sebuah buku yang memiliki daya rangsang tinggi dalam menggali embrio-embrio kesemangatan, dengan judulnya ‘’Hidup Bukan Utntuk Mati’’.

Banyak ‘’daya pikat’’ yang saya temukan dalam buku yang merupakan karya seorang Mahasiswa UI (Universitas Indonesia) ini. Salah satunya dari judul buku, ‘’Hidup Bukan Untuk Mati’’. Berkenaan dengan judul buku terbitan Qibla ini, timbul masalah bahwa, ketika kita membicarakan masalah hidup (di dunia), sudah barang tentu  seseorang yang hidup di dalamnya dalam keadaan tidak mati atau memiliki ruh untuk keberlangsungan hidupnya. Namun sang penulis, dengan tegasnya mencantumkan judul yang jika kita tidak menelaah makna judul tersebut secara dalam, spontan  judul tersebut bermakna cuma-cuma (sebab orang hidup ya pasti hidup, bukan mati). Akhirnya setelah saya teliti (judul buku tersebut), saya tangkap makna yang ingin disampaikan penulis, Waddaturrahman, yaitu bahwa judul buku ‘’Hidup Bukan Untuk Mati’’ ini mengandung makna bahwa,  hidup jangan sekedar hidup! (bertindak biasa saja), namun kita harus lebih hidup, yaitu bertindak semaksimal mungkin untuk memerankan fasilitas-fasilitas yang telah Allah berikan kepada kita dalam menggapai cita mulia, apapun masalah yang sedang kita alami.
Terkait masalah itu sendiri, Wadaturrahman, mengungkapkan dalam bukunya pada halaman-9 bahwa, ‘’Terkadang masalah timbul dikarenakan kita beranggapan bahwa itu adalah masalah’’. Ini sebuah kalimat pendek yang ada dalam buku yang di dalamnya menawarkan langkah-langkah meraih sukses, yang bagi saya sangat menggedor relung hati setiap siapa saja yang membacanya dan tentunya bergizi, agar selalu berfikir positif dalam lika-liku kehidupan di dunia. Lebih jauh, deretan kalimat di atas mengajarkan kita agar jangan mudah tertipu oleh ragam anggapan yang negatif. Karena, kesalahan tidak selamanya timbul dari objek masalah, namun tergantung pada sikap kita dalam menanggapi masalah tersebut. Bisa saja dalam satu hal yang sesungguhnya tidak ada kesalahan sedikitpun, namun karena kita sendiri yang rajin mencari-cari kesalahan dalam menyikapi hal tersebut—akhirnya masalah itupun timbul dengan sendirinya.

Pada akhirnya saya katakan bahwa, tidak semua masalah yang hanya dipandang dari satu dimensi (dimensi negatif) adalah bermasalah bagi keberlangsungan hidup kita. Tetapi bukan hal yang mustahil jika itun adalah salah satu jalan menuju titik puncak tujuan hidup, yaitu ‘’kebahagiaan’’. Karena tidak salamanya kebahagiaan itu terbungkus dalam kado-kado yang cantik ataupun kemewahan semata, namun terkadang Allah wujudkan kebahagiaan itu dalam bentuk masalah yang di dalamnya tersimpan ribuan unsur hikmah yang akan menyulap segala bentuk masalah menjadi barokah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar