Setiap
orang memiliki kepelikkan dan gejolak dalam hatinya masing-masing. Terkadang
kita begitu bersemangat untuk melakukan sesuatu, tetapi di lain waktu kita
sangat berat untuk melakukan suatu hal, walau sekedar untuk bergerak sekalipun.
Hal ini merupakan kewajaran yang setiap manusia pasti memilikinya.
Mencari motivasi-motivasi kehidupan
untuk terus menumbuhkan kesemangatan hidup itu sendiri—atau minimal eksistensinya
(motivasi-motivasi kehidupan) mampu menjaga stabilitas keoptimisan dalam
meraih kesuksesan—adalah satu hal yang banyak diminati oleh siapa saja yang
mempunyai mimpi. Sebab, bukan hal yang tidak mungkin bahwa motivasi-motivasi yang
memiliki daya rangsang tinggi dalam menggali embrio-embrio kesemangatan,
akan memasuki relung jiwa kita dan terus menyadarkan kita untuk selalu bergerak,
dan menyadarkan bahwa—hidup adalah bukan untuk mati.
Tak terhitung motivasi-motivasi yang ada di sekitar kehidupan kita,
entah berupa renungan, kata-kata mutiara, kata-kata dari orang bijak, atau
lainnya.
‘’Hidup Bukan Untuk Mati’. adalah
salah satu contoh kata-kata motivasi. Kata motivasi ini, jika kita telaah
maknanya secara tekstual (saja), akan timbul masalah, yaitu bahwa, ketika kita
membicarakan masalah hidup (di dunia), sudah barang tentu seseorang yang hidup di dalamnya adalah dalam
keadaan tidak mati atau memiliki ruh untuk keberlangsungan hidupnya. Bahkan
kalimat tersebut tak tanggung-tanggung, pernah dijadikan sebagai satu judul
buku penulis masyhur asal Universitas Indonesia (UI), Wadaturrahman. Dengan
tegasnya, Rahman, panggilan akrabnya, menggunakan kalimat tersebut, dan mencantumkannya
sebagai judul bukunya, yang jika kita tidak telah secara dalam, spontan bermakna cuma-cuma (sebab orang hidup
ya pasti hidup, bukan mati). Namun setelah diteliti lebih jauh, ‘’Hidup Bukan Untuk Mati’’ ini mengandung
makna bahwa, hidup jangan sekedar hidup!
(bertindak biasa saja), namun kita harus lebih hidup, yaitu bertindak
semaksimal mungkin untuk memerankan fasilitas-fasilitas yang telah Allah
berikan kepada kita dalam menggapai cita mulia, apapun masalah yang sedang kita
alami.
‘’Terkadang masalah timbul
dikarenakan kita beranggapan bahwa itu adalah masalah’’. Ini juga sebuah
kalimat (motivasi) pendek yang yang di dalamnya menyimpan bobot makna tinggi,
yang sangat menggedor relung hati setiap siapa saja, yang dimaksudkan agar kita
selalu berfikir positif dalam lika-liku kehidupan di dunia. Lebih jauh,
deretan kalimat di atas mengajarkan kita agar jangan mudah tertipu oleh ragam
anggapan yang negatif. Karena, kesalahan tidak selamanya timbul dari objek
masalah, namun tergantung pada sikap kita dalam menanggapi masalah tersebut.
Bisa saja dalam satu hal yang sesungguhnya tidak ada kesalahan sedikitpun,
namun karena kita sendiri yang rajin mencari-cari kesalahan dalam menyikapi hal
tersebut—akhirnya masalah itu pun timbul dengan sendirinya.
Pada akhirnya dikatakan bahwa, tidak semua masalah yang hanya
dipandang dari satu dimensi (dimensi negatif) adalah bermasalah bagi
keberlangsungan hidup kita. Tetapi bukan hal yang mustahil jika itu adalah
salah satu jalan menuju titik puncak tujuan hidup, yaitu ‘’kebahagiaan’’.
Karena tidak salamanya kebahagiaan itu terbungkus dalam kado-kado yang cantik
ataupun kemewahan semata, namun terkadang Allah wujudkan kebahagiaan itu dalam
bentuk masalah yang di dalamnya tersimpan ribuan unsur hikmah yang akan
menyulap segala bentuk masalah menjadi barokah (baca: tambahnya kebaikan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar