Blogger Widgets PRIVAT BAHASA ARAB BACA KITAB KUNING JAKARTA: MENINGKATKAN INTEGRITAS DIRI: Menggagas Kehormatan Negeri
Tingkatkan totalitas menghamba dengan memaksimalkan peran Al-Qur'an dan Al-Hadits, serta peran akal dalam menggapai apa pun yang ingin kita capai dalam dunia atau pun akhirat

Minggu, 20 Desember 2015

MENINGKATKAN INTEGRITAS DIRI: Menggagas Kehormatan Negeri

‘’Lebih baik mengawali karier dengan karya original yang buruk daripada plagiat kesempurnaan’’ — Rhenald Kasali, ‘’Orang Hebat Plagiatisme’’ (Kompas, 2010)
‘’Kini ada generasi mahasiswa yang tumbuh dengan informasi yang tampaknya terhampar di jagat siber’’— Ninok Leksono, ‘’Apakah Copy and Paste Musuh Berfikir’’ (Kompas, 2010)
Bangsa yang seharusnya kita jaga dan rawat sebaik-baiknya – sebagai warisan dari pahlawan-pahlawan kemerdekaan – dengan mengedepankan peran-peran positif demi tercapainya kemakmuran penduduknya, namun di dalamnya masih banyak penjahat-penjahat kelas kakap. Penjahat ini tidak hanya anak-anak muda yang tidak tau diri, yang merampas hak orang lain di dalam perjalanan, misalnya.
Namun tidak sedikit pula penjahat kakap itu mereka yang bernaung di pemerintahan (koruptor), atau juga penjahat yang tak kalah meresahkan negeri ini, yaitu penjahat kakap akademisi (plagiator). Penjahat-penjahat itu lah yang jika tidak segera diberantas di muka bumi pertiwi ini akan terus menggerus proses menuju kemakmuran bangsa yang diidamkan. Terlebih penjahat kakap yang ketiga – penjahat kakap kaum akademisi atau plagiator – yang meskinya menjadi titik tumpu pembaharu dan kemajuan negeri, namun justru melemahkannya dengan kepesimisan integritas pribadinya untuk menciptakan keorisinilan cara berpikir.
Penjahat yang terakhir saya sebutkan ini (plagiator) – bagi saya pribadi – adalah mereka orang-orang yang tidak mau berfikir keras, dan biasanya orang yang kurang minatnya dalam membaca, sehingga ketika ada peluang untuk dirinya memiliki jabatan, dengan persyaratan mengajukan karya pribadinya, maka kemudian mereka melewatinya dengan  jalan pintas yang sungguh sama sekali tidak pantas, yaitu copy paste atau plagiarisme. Mereka sungguh tidak mau belajar dari hal yang kecil, dan hanya menginginkan jalan-jalan yang sepintas menggiurkan fikirannya, namun di sisi lain sangat berdampak negatif bagi diri dan bangsa yang besar ini.
Yang lebih merobek hati, pelaku plagiarisme tesebut bukan hanya kalangan pelajar atau mahasiswa – yang posisi mereka terhampar di atas majunya teknologi, karena salahnya memposisikan teknologi itu – namun justru dilakukan juga oleh para pendidik yang meskinya memberi contoh terbaik bagi didikannya.
Fenomena akut ini harus secapatnya kita hilangkan, karena jika terus-terusan dibiarkan, akan menjadi kebiasaan yang sangat buruk bagi negeri ini, akan menciutnya mental kaum akademisi, dan juga akan surutnya kreasi, serta mengecilnya pengembangan berfikir mereka dalam menuntun negeri ini menjadi negeri yang dihormati oleh negeri-negeri lain. (1)

Yang jelas, untuk tertanam dan terawatnya jiwa bangsa yang baik, kita harus membasmi plagiarisme yang cukup menyedihkan itu, dan membendung jangan sampai menular di sekujur tubuh bangsa, khusunya pada kaum akademisi. Dengan memaksimalkan peran akal dalam befikir, memperkaya bacaan, dan meningkatkan integritas diri setiap insan indonesia – khususnya pelajar – agar selalu mengembangkan dan menginovasikan daya pikir demi terciptanya pendidikan yang akan mengantar bangsa menuju ranah bangsa berpendidikan, dan tidak terjebak dalam lubang plagiarisme yang meresahkan, maka palgiarisme akan mudah untuk dikikiskan di bumi pertiwi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar