Blogger Widgets PRIVAT BAHASA ARAB BACA KITAB KUNING JAKARTA: Mei 2016
Tingkatkan totalitas menghamba dengan memaksimalkan peran Al-Qur'an dan Al-Hadits, serta peran akal dalam menggapai apa pun yang ingin kita capai dalam dunia atau pun akhirat

Sabtu, 14 Mei 2016

Cinta Tak Bersyarat

Cinta Tak Bersyarat
Satu bab dari buku ''Cinta Tak Bersyarat'', Lufaefi.

Ibu, sorot matamu yang sayu, teduh di bawah alis yang lentik, bak tersimpan kasih sayang dan rindu yang tak dibatasi oleh apa pun. Kau wanita yang sangat hebat, sangat kuat dan super smart. Aku berjanji satu saat nanti akan ku ganti tangisan air mata sedihmu dengan air mata bahagia. Ibu, kasihmu adalah kasih yang tak pernah berujung. Tak pernah mengharap balas. Kaulah curhatan hatiku di saat semua sahabatku tak mau lagi dan lelah untuk aku sanjung dengan curahan. Ibu, doakan anakmu yang nakal ini agar mampu sedikit membalas jasamu yang begitu agung. Aku berjanji akan ku genggam semua cita-cita yang dulu pernah kita rangkai saat waktu malam kita bersama.
 Bu, maafkan aku jika sudah sering membuat mu meneteskan air mata penyesalan karena perilakuku yang tak pernah sepadan, kiranya dunia ini bisa aku genggam, kasih dan sayangmu tak pernah bisa untuk dihitung. Maafkan aku jika keberadaanku telah menguras keringatmu.  Maafkan aku jika itu telah memuat kemekaranmu menghilang. Ibu, kaulah berlian dalam hatiku, relung hatimu begitu elok hingga ku tak mampu untuk menggapainya. Terima kasih telah membuat ku bahagia. Aku telah tau kalau dulu tak jarang kau teteskan darah sebab menggendong anakmu ini. Bu, aku tahu, letih dan lesumu dulu adalah karena keikhlasan yang tak pernah makhluk manapun memilikinya. Kaulah sahabat sejati ku dalam suka maupun duka, kau lah fajar yang selalu terbit untuk menyinari ku dikala fajar di ufuk timur terbit menghiasi dunia. Kaulah rembulanku yang tak pernah padam ditelan mendung kenakalanku. Ibu, kasih sayangmu adalah keajaiban dunia yang tak mampu ditandingi oleh tujuh keajaiban dunia yang terlihat asyik untuk dinikmati mata.
Bu, sungguh begitu indah setiap bibir ini melantunkan namamu. Alunan kata-kata yang setia menemani ku membuat ku naif untuk bercanda ria dengan kawan lama dulu. Alunan nasehatmu mampu merebakkan jutaan energi yang mampu menyulap ku menjadi manusia yang mampu mengalahkan malaikat. Ibu, kaulah berlian dan intan yang tumbuh di berbagai sudut kebahagiaan bahkan keterpurukan. Senyummu mampu menciptakan jutaan anugerah yang membuat ku tak lagi untuk mengenal kekecewaan dunia yang angkuh ini. Akan ku wujudkan mimpi-mimpi yang dulu pernah kita petakan. Kan ku tunjukan pada dunia bahwa mimpi-mimpi itu bisa terwujud karena wujudmu yang selalu menggedor pintu-pintunya. Ucapanmu yang lembut nan halus, mampu membanjiri kesemangatanku untuk terus maju dan tak kenal gentar mengarungi keberhasilan. Kasihmu begitu bercahaya melebihi cahaya bulan yang merayu-rayu mendung yang muncul tak diinginkan. Kau seperti bensin, yang dengannya kita mampu untuk pergi ke mana pun kita inginkan.
Ibu, memang sekarang kita jauh, terpisah oleh berbagai belaian pulau yang memaksa dengan kejam untuk sementara tak merajut cinta kasih yang tak bersyarat itu, namun sungguh Bu, hati ini tak pernah kosong dari perlindunganmu yang tak pernah kenal kata jenuh, sekalipun kadang ku menafikan keadaannya. Kau lah sebuah peran yang tak pernah mampu untuk dilaksanakan oleh ciptaan Tuhan manapun. Ibu, aku tak kuasa, aku tak mampu lagi untuk membuat perumpamaan yang  sebenarnya pantas kau sandang, dan aku tak kuat kembali untuk merangkai sesuatu untuk pendekatan cinta tak bersyaratmu.
Bagi kita yang masih mempunyai Ibu, sayangilah dia. Berikan yang terbaik untuknya. Jangan sampai kita menyakiti hati mereka apalagi sampai membuat mereka menangis. Sudahkah kita menanyakan kabar Ibu sekarang? Jika belum, telponlah dia sekarang juga!!!. Tanyakan keadaan mereka dan katakan bahwa kita sangat menyayanginya. Sudahkah kita meminta maaf kepadanya atas kesalahan-kesalahan yang kemarin kita buat padanya? Marilah merayunya untuk meraih maaf dari insan mulia itu, Jangan sampai terlambat. Karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi besok bahkan satu detik ke depan pun.
Penuhilahlah apa yang diinginkan Ibu sekarang, selagi dia masih hidup, jangan sampai menyesal saat dirinya telah pulang ke pangkuan-Nya. Sesungguhnya dunia ini seperti lautan yang sangat dalam. Sesungguhnya banyak manusia yang tenggelam di dalamnya, dengan mudah mengaburkan dan mengosongkan peran seorang Ibunya. Kenanglah ibu yang selalu menyayangi mu. Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi.
Bu, kau telah melihat aku tertawa. Kau juga pernah melihat aku menangis. Tapi terima kasih untuk segalanya dan aku mencintai mu. Ibu aku rindu padamu, di setiap mimpi ku tak jarang kau hadir  bertemu. Ya Tuhan, Sebelum sang waktu merebut senyumnya, jangan biarkan hamba terjatuh dalam angkuhku, izinkan aku merangkai kasih sayang untuk ibu yang tak pernah lengang dalam mencintai.
 Ibu, tak pernah ku lihat dalam khusyu doamu selain harapan- harapan berintan untuk ku. Tak pernah ghoib dalam sujud tahajjudmu selain air mata kesejukan. Telah ku pandang wajahmu di waktu tidur, sungguh terdapat kilauan sinar yang penuh dengan keridhoan, terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran dan kesejukan Cinta Tak Bersyarat.
PEMESANAN BUKU: 08977854425, SMS atau WA