Blogger Widgets PRIVAT BAHASA ARAB BACA KITAB KUNING JAKARTA: Merawat Kemerdekaan dengan Nilai-nilai Qur’ani
Tingkatkan totalitas menghamba dengan memaksimalkan peran Al-Qur'an dan Al-Hadits, serta peran akal dalam menggapai apa pun yang ingin kita capai dalam dunia atau pun akhirat

Minggu, 27 Agustus 2017

Merawat Kemerdekaan dengan Nilai-nilai Qur’ani


Penulis: Lufaefi (Mahasiswa STFI Sadra, Tafsir 2014)

Sebagai bangsa yang maju, Indonesia memiliki catatan panjang sebelum akhirnya menoreh kemerdekaan. Masa pahit yang dirasakan oleh bangsa Indonesia saat dijajah oleh Belanda dan Jepang telah berakhir dengan semangat bangsa Indonesia yang rindu akan kemerdekaan. Masa itu telah sampai pada umur 72 tahun. Sampai pada umur tersebut bangsa Indonesia telah banyak mengalami kemajuan dalam segala bidang. Kemerdekaan memang memerlukan pengorbanan dan tidak sedikit memakan korban. Lalu setelah merdeka, apa yang harus kita lakukan sebagai bangsa Indonesia untuk merawat semangat kemerdekaan?

Merdeka bukan berarti tanpa permasalahan setelahnya. Pergolakan politik di Indonesia yang berkembang pesat, mengakibatkan munculnya berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Maraknya isu terorisme, radikalisme, dan isu sara menjadi polemik bangsa yang akhir-akhir ini berceceran di mana-mana. Toleransi menjadi hal yang mulai dilupakan oleh anak bangsa. Mereka lupa dengan jati dirinya sebagai ‘Indonesia’. Lebih parah lagi, mereka lupa arti kebhinekaan yang selama ini menjadi dasar bangsa sendiri. Fenomena semua itu tentu saja akan melemahkan semangat mencintai bangsanya sendiri dan merapuhkan semangat kemerdekaan yang telah digagas pahlawan kita.

Al-Quran sebagai pedoman bagi seluruh manusia memberi solusi antisipatif untuk menyudahi problem-problem kebangsaan yang meresahkan semangat kemerdekaan tersebut. Nilai-nilainya memberi ruh bagi setiap insan untuk kembali menjaga keberagaman, menolak kekerasan dan menyudahi isu-isu sara yang ada. Hal itu pula sebab al-Quran adalah solusi untuk umat manusia, apapun permasalahannya, kapapun waktunya, dan dimanapun tempatnya (salih likulli zaman wal makan).

Al-Quran Menjaga Kemajemukan

“Hai, Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujurat [49]: 13).

Dengan ayat ini jelas bahwa al-Quran mengakui adanya pluralitas suku, kultur dan agama. Semuanya adalah sunatullah. Tuhan menciptakan manusia secara beragam, bukan hanya pada realitas fisikal, tetapi dalam ide, gagasan, keyakinan dan agama. Dengan menyadari bahwa pluralitas adalah keniscayaan yang pasti ada, bangsa Indonesia akan terbebas dari sikap intoleransi yang dapat menimbulkan radikalisme dan terorisme. Kesadaran terhadap nilai-nilai Qurani ini akan menyulut kembali semangat kemerdekaan dengan menjaga dan merangkul keberagaman. Semangat kemerdekaan akan terus terbina dengan sikap saling menghormati satu sama lain.

Al-Quran Menangkal Isu-isu Sara

Al-Quran sebagai panduan umat Islam memberi cara untuk melerai sikap saling caci maki dan isu-isu sara yang tersebar dengan bebas melalui media.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (Al-Hujurat [49: 6)

Saling caci maki yang akhir-akhir ini ramai di media tidak bisa dihindari, dan menjadikan bangsa ini lalai akan nilai-nilai kemerdekaan yang meskinya dipupuk dengan nilai keharmonisan antar sesama. Al-Quran memberi solusi untuk memeriksa dan meng-chek segala apa saja yang belum jelas beritanya. Isu hoaks yang melintas di lingkungan kita harus dikaji ulang secara matang agar tidak menimbulkan kegelisahan yang menggembosi cita-cita bersama semua bangsa. Dengan kehati-hatian dalam menemukan isu-isu yang tidak jelas sumbernya, kita akan terbebas dari isu sara yang mengancam semangat kemerdekaan bangsa Indonesia.

Al-Quran dan Nasionalisme

Mencintai Tanah Air adalah puncak untuk menjaga bangsa dan semangat kemerdekaan yang sudah puluhan tahun. Melalui nasionalisme, jiwa dan raga bangsa Indonesia akan kokoh untuk membentengi hal-hal yang akan merusak warisan kemerdekaan.
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya” (Al-Baqarah [2]: 84).

Ayat Al-Quran ini menggambarkan perintah Allah Nabi Muhammad untuk menetap di Kota Makkah yang merupakan kota kelahiran Nabi. Kecintaan kepada kota lahinya harus disadari dan diresapi sebagai tempat yang mensejarahkan diri Nabi. Begitulah al-Quran, memerintahkan kita untuk mencintai tanah Air. Mencintai tanah air dalam arti menjaga budaya dan memperkokoh semangat kebangsaan sebagai upaya menjaga dan merawat nilai-nilai kemerdekaan.

Merawat kemerdekaan Indonesia sejatinya adalah menjauhkan bangsa dari radikelisme-terorisme, isu-isu sara, dan menjaga semangat mencintai Tanah Air Indonesia dengan keberagamannya. Al-Quran adalah wahyu yang memiliki nilai-nilai suci yang mampu mewujudkan kesejatian dalam merawat kemerdekaan. Melalui nilai-nilai mulianya, Al-Quran menjadi senjata ampuh dalam menjaga, merawat dan meruwat semangat kemerdekaan yang sudah seharusnya terus dipupuk oleh seluruh bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar