Cinta Tak
Bersyarat
Satu bab dari buku ''Cinta Tak Bersyarat'', Lufaefi.
Ibu,
sorot matamu yang sayu, teduh di bawah alis yang lentik, bak tersimpan kasih
sayang dan rindu yang tak dibatasi oleh apa pun. Kau wanita yang sangat hebat,
sangat kuat dan super smart. Aku berjanji satu saat nanti akan ku ganti
tangisan air mata sedihmu dengan air mata bahagia. Ibu, kasihmu adalah kasih
yang tak pernah berujung. Tak pernah mengharap balas. Kaulah curhatan hatiku di
saat semua sahabatku tak mau lagi dan lelah untuk aku sanjung dengan curahan.
Ibu, doakan anakmu yang nakal ini agar mampu sedikit membalas jasamu yang
begitu agung. Aku berjanji akan ku genggam semua cita-cita yang dulu pernah
kita rangkai saat waktu malam kita bersama.
Bu, maafkan aku jika sudah sering membuat mu
meneteskan air mata penyesalan karena perilakuku yang tak pernah sepadan,
kiranya dunia ini bisa aku genggam, kasih dan sayangmu tak pernah bisa untuk dihitung.
Maafkan aku jika keberadaanku telah menguras keringatmu. Maafkan aku jika itu telah memuat kemekaranmu
menghilang. Ibu, kaulah berlian dalam hatiku, relung hatimu begitu elok hingga
ku tak mampu untuk menggapainya. Terima kasih telah membuat ku bahagia. Aku
telah tau kalau dulu tak jarang kau teteskan darah sebab menggendong anakmu
ini. Bu, aku tahu, letih dan lesumu dulu adalah karena keikhlasan yang tak pernah
makhluk manapun memilikinya. Kaulah sahabat sejati ku dalam suka maupun duka,
kau lah fajar yang selalu terbit untuk menyinari ku dikala fajar di ufuk timur
terbit menghiasi dunia. Kaulah rembulanku yang tak pernah padam ditelan mendung
kenakalanku. Ibu, kasih sayangmu adalah keajaiban dunia yang tak mampu
ditandingi oleh tujuh keajaiban dunia yang terlihat asyik untuk dinikmati mata.
Bu,
sungguh begitu indah setiap bibir ini melantunkan namamu. Alunan kata-kata yang
setia menemani ku membuat ku naif untuk bercanda ria dengan kawan lama dulu.
Alunan nasehatmu mampu merebakkan jutaan energi yang mampu menyulap ku menjadi
manusia yang mampu mengalahkan malaikat. Ibu, kaulah berlian dan intan yang
tumbuh di berbagai sudut kebahagiaan bahkan keterpurukan. Senyummu mampu
menciptakan jutaan anugerah yang membuat ku tak lagi untuk mengenal kekecewaan
dunia yang angkuh ini. Akan ku wujudkan mimpi-mimpi yang dulu pernah kita
petakan. Kan ku tunjukan pada dunia bahwa mimpi-mimpi itu bisa terwujud karena
wujudmu yang selalu menggedor pintu-pintunya. Ucapanmu yang lembut nan halus,
mampu membanjiri kesemangatanku untuk terus maju dan tak kenal gentar
mengarungi keberhasilan. Kasihmu begitu bercahaya melebihi cahaya bulan yang merayu-rayu
mendung yang muncul tak diinginkan. Kau seperti bensin, yang dengannya kita
mampu untuk pergi ke mana pun kita inginkan.
Ibu,
memang sekarang kita jauh, terpisah oleh berbagai belaian pulau yang memaksa dengan
kejam untuk sementara tak merajut cinta kasih yang tak bersyarat itu, namun sungguh
Bu, hati ini tak pernah kosong dari perlindunganmu yang tak pernah kenal kata
jenuh, sekalipun kadang ku menafikan keadaannya. Kau lah sebuah peran yang tak
pernah mampu untuk dilaksanakan oleh ciptaan Tuhan manapun. Ibu, aku tak kuasa,
aku tak mampu lagi untuk membuat perumpamaan yang sebenarnya pantas kau sandang, dan aku tak
kuat kembali untuk merangkai sesuatu untuk pendekatan cinta tak bersyaratmu.
Bagi kita yang masih mempunyai Ibu, sayangilah dia.
Berikan yang terbaik untuknya. Jangan sampai kita menyakiti hati mereka apalagi
sampai membuat mereka menangis. Sudahkah kita menanyakan kabar Ibu sekarang?
Jika belum, telponlah dia sekarang juga!!!. Tanyakan keadaan mereka dan katakan
bahwa kita sangat menyayanginya. Sudahkah kita meminta maaf kepadanya atas
kesalahan-kesalahan yang kemarin kita buat padanya? Marilah merayunya untuk
meraih maaf dari insan mulia itu, Jangan sampai terlambat. Karena kita tidak
pernah tau apa yang akan terjadi besok bahkan satu detik ke depan pun.
Penuhilahlah apa yang diinginkan Ibu sekarang, selagi
dia masih hidup, jangan sampai menyesal saat dirinya telah pulang ke pangkuan-Nya.
Sesungguhnya dunia ini seperti lautan yang sangat dalam. Sesungguhnya banyak
manusia yang tenggelam di dalamnya, dengan mudah mengaburkan dan mengosongkan
peran seorang Ibunya. Kenanglah ibu yang selalu menyayangi mu. Untuk ibu yang
selalu meneteskan air mata ketika kau pergi.
Bu, kau telah melihat aku tertawa. Kau juga pernah
melihat aku menangis. Tapi terima kasih untuk segalanya dan aku mencintai mu.
Ibu aku rindu padamu, di setiap mimpi ku tak jarang kau hadir bertemu. Ya Tuhan, Sebelum sang waktu merebut
senyumnya, jangan biarkan hamba terjatuh dalam angkuhku, izinkan aku merangkai
kasih sayang untuk ibu yang tak pernah lengang dalam mencintai.
Ibu, tak pernah
ku lihat dalam khusyu doamu selain harapan- harapan berintan untuk ku. Tak pernah
ghoib dalam sujud tahajjudmu selain air mata kesejukan. Telah ku pandang
wajahmu di waktu tidur, sungguh terdapat kilauan sinar yang penuh dengan
keridhoan, terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran dan kesejukan Cinta
Tak Bersyarat.
PEMESANAN BUKU: 08977854425, SMS atau WA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar